Dioda dan Transistor


AYU RISTI CANDINI


FABRIKASI DIODA DAN TRANSISTOR




A.    Dioda

Dioda merupakan komponen elektronik yang terbuat dari bahan semikonduktor yang saling dipertemukan. Yaitu semikonduktor P dan semikonduktor N. Semikonduktor P (P type) merupakan semikonduktor yang terbuat dari campuran bahan silikon, germanium dan aluminium, mempunyai sifat kekurangan elektron sehingga disebut semikonduktor positif. Sedangkan semikonduktor N merupakan semikonduktor yang terbuat dari campuran  antara silikon, germanium dan fosfor yang memiliki kelebihan elektron sehingga disebut semikonduktor negatif. Dioda memiliki keunikan tersendiri, yaitu hanya dapat mengalirkan arus dalam satu arah saja, yaitu dari arah anoda (positif) ke arah katoda (negatif).

 Bentuk dan Simbol Dioda 



Dioda memiliki keunikan tersendiri, yaitu hanya dapat mengalirkan arus dalam satu arah saja, yaitu dari arah anoda (positif) ke arah katoda (negatif). Dioda Sebagai Penyearah (rectifier) digunakan untuk mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC. Ada 2 jenis rectifier yang banyak digunakan dalam elektronika yaitu: Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh.

Fungsi Dioda

Dioda merupakan piranti elektronika berfungsi sebagai penyearah arus yaitu dari anoda ke katoda dan tidak sebaliknya. Piranti ini sangat penting dalam rangkaian elektronika karena sifatnya yang dapat menghantarkan arus pada panjar maju (foward bias) dan menghambat arus pada panjar mundur (reverse bias). Pada proses pembuatannya, dioda dibuat dari kombinasi oleh dua material utama yaitu tipe-n dan tipe-p, dimana elektron terdapat pada bahan tipe-n sedangkan lubang (hole) terdapat pada bahan tipe-p. Dioda tidak sepenuhnya ideal pada aplikasinya, terdapat penyimpanganpenyimpangan dalam karakteristiknya (Tooley, 2012). Dioda membutuhkan tegangan panjar untuk mengalirkan arus dalam pengoperasiannya yaitu panjar maju (forward bias) dan panjar mundur (reverse bias). Fungsi lain dari dioda yaitu sebagai penyearah arus dan penstabil tegangan pada komponen sehingga karakteristiknya penting untuk diuji.

Sejarah Dioda
Walaupun diode kristal (semikonduktor) dipopulerkan sebelum diode termionik, diode termionik dan diode kristal dikembangkan secara terpisah pada waktu yang bersamaan. Prinsip kerja dari diode termionik ditemukan oleh Frederick Guthrie pada tahun 1873 Sedangkan prinsip kerja diode kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh peneliti Jerman, Karl Ferdinand Braun.

Pada waktu penemuan, peranti seperti ini dikenal sebagai penyearah (rectifier). Pada tahun 1919, William Henry Eccles memperkenalkan istilah diode yang berasal dari di berarti dua, dan ode (dari ὅδος) berarti "jalur". Prinsip kerja diode termionik ditemukan kembali oleh Thomas Edison pada 13 Februari 1880 dan dia diberi hak paten pada tahun 1883 (U.S. Patent 307.031), namun tidak dikembangkan lebih lanjut. Braun mematenkan penyearah kristal pada tahun 1899. Penemuan Braun dikembangkan lebih lanjut oleh Jagdish Chandra Bose menjadi sebuah peranti berguna untuk detektor radio.
 
Jenis-Jenis Dioda

  1. Dioda Normal (Dioda PN Junction), Dioda jenis ini merupakan dioda yang paling sering ditemui dalam rangkaian elektronika, terutama pada rangkaian pencatu daya (power supply) dan rangkaian frekuensi radio (RF). Dioda jenis ini disebut juga Dioda Normal (Normal Diode) karena merupakan dioda standar yang paling umum digunakan ataupun Dioda Penyearah (Rectifier Diode) karena biasanya digunakan sebagai penyearah pada Pencatu Daya. Dioda ini juga dikenal dengan nama PN Junction Diode.
  2. Dioda Bridge (Bridge Diode), Dioda Bridge pada dasarnya adalah Dioda yang terdiri dari 4 dioda normal yang umumnya digunakan sebagai penyearah gelombang penuh dalam rangkaian Pencatu Daya (Power Supply). Dengan menggunakan Dioda Bridge ini, kita tidak perlu lagi merangkai 4 buah dioda normal menjadi rangkaian penyearah tegangan AC ke tegangan DC karena telah dikemas oleh produsen menjadi 1 komponen saja. Dioda Bridge ini memiliki 4 kaki terminal yaitu 2 kaki terminal Input untuk masukan tegangan/arus bolak-balik (AC) dan 2 kaki terminal untuk Output Positif (+) dan Output Negatif (-).
  3. Dioda Zener (Zener Diode), Dioda Zener adalah jenis dioda yang dirancang khusus untuk dapat beroperasi di rangkaian reverse bias (bias balik). Karakteristik Dioda Zener ini adalah dapat melewatkan arus listrik pada kondisi bias terbalik (reverse bias) apabila tegangan mencapai titik tegangan breakdown-nya.  Namun pada saat Forward bias (bias maju), Dioda Zener ini dapat menghantarkan arus listrik seperti Dioda normal pada umumnya. Dioda Zener dapat memberikan tegangan referensi yang stabil sehingga banyak digunakan sebagai pengatur tegangan (Voltage Regulator) pada pencatu daya (Power supply).
  4. Dioda LED (Light Emitting Diode), Dioda LED atau Light Emitting Diode merupakan jenis dioda yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju (Forward bias). LED ada yang berwarna merah, jingga, kuning, biru, hijau dan putih tergantung pada panjang gelombang (wavelength)  dan jenis senyawa semikonduktor yang digunakannya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan aplikasi LED di lampu-lampu penerangan rumah maupun jalan raya, lampu indikator peralatan elektronik dan listrik, lampu dekorasi dan iklan serta backlight untuk TV LCD.
  5. Dioda Foto (Photodiode), Dioda Foto atau Photodiode adalah jenis Dioda yang dapat mengubah energi cahaya menjadi arus listrik. Dioda Foto ini sering digunakan sebagai sensor untuk mendeteksi cahaya seperti pada sensor cahaya kamera, sensor penghitung kendaraan, scanner barcode dan peralatan medis. Dioda Foto ini dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu Dioda Photovoltaic  yang menghasilkan tegangan seperti sel surya dan Dioda Photoconductive yang tidak menghasilkan tegangan dan harus diberikan sumber tegangan lain untuk penggerak beban.
  6. Dioda Laser (Laser Diode), Dioda Laser atau Laser Diode adalah jenis dioda yang dapat menghasilkan radiasi atau cahaya koheren yang dapat dilihat oleh mata dan spektrum inframerah ketika dialiri arus listrik. Dioda Laser ini sering digunakan pada perangkat audio/video seperti Player DVD dan Blueray, Laser pointer, Scanner Barcode, Alat ukur jarak dan Printer laser. LASER pada dasarnya adalah singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation.
  7. Dioda Varactor (Varactor Diode), Dioda Varactor atau kadang-kadang disebut juga dengan Dioda Varicap adalah jenis dioda yang memiliki sifat kapasitas yang berubah-ubah sesuai dengan tegangan yang diberikan. Dioda Varactor ini sering digunakan di rangkaian-rangkaian yang berkaitan dengan frekuensi seperti osilator, TV Tuner dan Radio Tuner. Simbol Dioda Varactor atau Dioda Varicap ini dilambangkan dengan sebuah dioda yang ujungnya ditambahkan sebuah kapasitor.
  8. Dioda Tunnel (Tunnel Diode), Dioda Tunnel atau Dioda Terowongan adalah jenis dioda yang mampu beroperasi pada kecepatan yang sangat tinggi dan dapat berfungsi dengan baik pada gelombang mikro (Microwave). Dioda Tunnel ini biasanya digunakan di rangkaian pendeteksi frekuensi dan konverter. Dioda Tunner disebut juga dengan Dioda Esaki. Nama Esaki diambil dari nama penemu Dioda jenis ini.
  9. Dioda Schottky (Schottky Diode), Dioda Schottky merupakan jenis dioda dengan tegangan maju yang lebih rendah dari dioda normal pada umumnya. Pada arus rendah, tegangan jatuh bisa berkisar diantara 0,15V hingga 0,4V. tegangan ini lebih rendah dari dioda normal yang terbuat dari silikon yang memerlukan 0,6V. Dioda ini banyak digunakan pada aplikasi rectifier (penyearah), clamping dan juga aplikasi RF.


 
Karakteristik Dioda
Hubungan antara besarnya arus yang mengalir melalui dioda dengan tegangan VA-K dapat dilihat pada kurva karakteristik dioda. Gambar menunjukan dua macam kurva, yakni dioda germanium (Ge) dan dioda silikon (Si). Pada saat dioda diberi bias maju, yakni bila VA-K positip, maka arus ID akan naik dengan cepat setelah VA-K mencapai tegangan cut-in (Vγ). Tegangan cut-in (Vγ) ini kira-kira sebesar 0.2 Volt untuk dioda germanium dan 0.6 Volt untuk dioda silikon. Dengan pemberian tegangan baterai sebesar ini, maka potensial penghalang (barrier potential) pada persambungan akan teratasi, sehingga arus dioda mulai mengalir dengan cepat. Bagian kiri bawah dari grafik pada gambar 1.14 merupakan kurva karakteristik dioda saat mendapatkan bias mundur. Disini juga terdapat dua kurva, yaitu untuk dioda germanium dan silikon. Besarnya arus jenuh mundur (reverse saturation current) Is untuk dioda germanium adalah dalam orde mikro amper dalam contoh ini adalah 1 µA. Sedangkan untuk dioda 
silikon Is adalah dalam orde nano amper dalam hal ini adalah 10 nA.  Apabila tegangan VA-K yang berpolaritas negatip tersebut dinaikkan terus, maka suatu saat akan mencapai tegangan patah (break-down) dimana arus Is akan naik dengan tiba-tiba. Pada saat mencapai tegangan break-down ini, pembawa minoritas dipercepat hingga mencapai kecepatan yang cukup tinggi untuk mengeluarkan elektron valensi dari atom. Kemudian elektron ini juga dipercepat untuk membebaskan yang lainnya sehingga arusnya semakin besar. Pada dioda biasa pencapaian tegangan break-down ini selalu dihindari karena dioda bisa rusak.

Kurva Karakteristik Dioda


Fabrikasi Dioda

Proses pembuatan atau fabrikasi Dioda:

1.     Proses pembersihan Substrat
    Substrat Silikon di cuci dengan larutan kimia decon 2% untuk melarutkan lemak, kemudian dibersihkan lagi dengan de-mineral water yang menggunakan pembersih ultrasonik untuk membersihkan larutan decon dan larutan asam florida. Kemudian substrat di keringkan dengan cara meniupkan gas.

2.     Proses Deposisi Bahan Organik terpolimer
    Substrat ditempatkan didudukan dengan jarak tertentu dari lensa Einzel. Kemudian sistem dihidupkan untuk dilakukan proses pendeposisian lapisan toluena pada ketebalan tertentu. Urutan kerja pendeposisian lapisan toluena untuk
ketebalan tertentu.

3.     Proses Deposisi logam dan kawat perak
    Setelah substrat silikon terlapisi bahan organik toluena terpolimer, kemudian pada lapisan atas toluena ini dilapisi logam elektroda tertentu (Al,Ag,Cu) sebagai logam kontak dioda SIL yang dilakukan dengan menggunakan mesin evaporator.

4.     Pemasangan Kawat Perak
    Kawat perak yang sangat lembut dengan diameter 0,1 mm ditempelkan pada lapisan tipis logam kontak ohmik untuk mengamati unjuk kerja dari perangkat yang dibuat. Kemudian meletakkan cat konduktif perak yang digunakan sebagai bahan perekat antara kawat perak dengan lapisan tipis logam.

5.     Pengujian perangkat
    Menghubungkan perangkat yang telah dibuat dengan sumber tegangan, kemudian mema sang voltmeter dan ampermeter untuk mengukur arus dan tegangan setelah memvariasi tegangan bias maju dan bias mundur.


 Aplikasi Dioda

 Aplikasi dioda sebagai Rectifier (Penyearah)
Aplikasi dioda sebagai penyearah tegangan AC atau rectifier adalah rangkaian dasar dari sebuah power supply yang paling banyak digunakan pada hampir semua rangkaian elektronika. Ada terdapat beberapa rangkaian variasi dari penyearah dioda, yang mana masing-masing variasi rangkaian dioda memiliki karakteristik sinyal output yang berbeda pula.

 Aplikasi dioda sebagai Clipper (Pemotong sinyal)
Rangkaian clipper adalah rangkaian yang berfungsi untuk memotong bagian sinyal tertentu sesuai dengan yang diinginkan. Biasanya rangkaian pemotong sinyal atau clipper banyak digunakan pada rangkaian pemancar FM, yang mana biasanya rangkaian tersebut berfungsi untuk membantu mengurangi noise.

 Dioda sebagai rangkaian logika dasar
Dioda merupakan salah satu komponen dasar dari rangkaian gerbang logika digital yang ada saat ini. Sebelum ditemukan transistor dan IC, untuk membuat rangkaian digital sederhana dapat digunakan beberapa dioda yang disusun sedemikian rumah hingga menjadi rangkaian gerbang digital tertentu
sepertu gerang AND, NAND, NOT dan lain-lain.


Kesimpulan
Dioda adalah komponen elektronika sederhana yang memiliki banyak aplikasi dalam rangkaian elektronika. Dioda merupakan komponen aktif yang bersifat semi-konduktor. Fungsi utama dari diode adalah untuk menghantarkan arus listrik yang bersifat forward bias pada diode. Namun, pada diode jenis lain juga dapat meneruskan arus listrik yang bersifat reverse bias dengan keadaan tertentu.





B.    Transistor

Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki banyak fungsi seperti penguat, pemutus, penyambung, stabilitas tegangan, dan modulasi sinyal. Komponen ini banyak digunakan dalam rangkaian-rangkaian elektronika.

Transistor

Fungsi transistor juga banyak sehingga tidak heran jika komponen ini banyak digunakan dalam perangkat alat elektronika. Namun, dalam pemasangannya transistor tidak boleh terbalik, karena setiap kaki memiliki peranannya masing-masing. Berikut adalah fungsi dari ketiga pada transistor.

  • Emitter atau emitor (E) berfungsi untuk memancarkan/menyebarkan elektron.
  • Base atau basis (B) berfungsi untuk mengendalikan/mengatur elektron.
  • Collector atau kolektor (C) berfungsi untuk mengumpulkan/mengeluarkan elektron.

Fungsi Transistor

Fungsi transistor pada rangkaian elektronika variasinya sangatlah banyak. Namun pada dasarnya ada beberapa fungsi utama yang terdapat pada transistor, yaitu fungsi transistor sebagai saklar, sebagai penguat, sebagai gerbang logika, dan sebagai pembangkit osilator.

Fungsi transistor yang pertama adalah sebagai saklar elektronik. Berbeda dengan prinsip kerja saklar sederhana dan saklar elektromekanik pada relay, saklar elektronik pada transistor dikontrol secara elektrik yang dapat dikondisikan tanpa adanya komponen mekanik yang bekerja. Oleh karena itulah saklar dengan komponen transistor disebut dengan saklar elektronik.

Saklar elektronik yang menggunakan transistor memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan saklar mekanik biasa atau elektromekanik. Yakni kemampuan kecepatan tinggi dalam proses kondisi ON ataupun OFF. Selain itu saklar dengan komponen transistor tidak memiliki “aus” seperti halnya terjadi pada saklar mekanik yang seiring berjalannya waktu, sehingga saklar dengan transistor memiliki umur yang jauh lebih panjang.

fungsi transistor sebagai saklar
Contoh fungsi transistor yang digunakan sebagai saklar

Kegunaan transistor lainnya sebagai saklar adalah terdapat pada rangkaian driver motor stepper atau semua rangkaian driver yang menggunakan sistem pulsa sebagai kontrolnya. sistem driver motor dengan sistem pulsa dapat diibaratkan sebuat saklar yang di on dan di off secara terus menerus, hanya dengan kecepatan tinggi. Semakin tinggi kecepatan pulsa tersebut maka motor yang digerakan akan semakin cepat pula.

Sejarah Transistor

Transistor pertama kali ditemukan pada tahun 1947 setelah dimulainya proyek pada tahun 1945 di sebuah laboratorium industri terbesar pada masa itu yang bernama Bell Laboratories. Laboratorium tersebut dimiliki oleh sebuah perusahaan telepon raksasa yang bernama American Telephone and Telegraph (AT&T).

Penemu transistor adalah John Barden, William Shockley, dan Walter Brattain. Setelah mengalami beberapa kali eksperimen yang gagal, mereka menemukan titik terang ketika kolaborasi Walter Brattain dan John Barden berhasil menghasilkan transistor pertama yang bernama point-contact transistor pada 16 Desember 1947Transistor ini terbuat dari perpaduan foil emas dan lempengan germanium yang mampu menghasilkan arus listrik yang lebih besar dari yang diterima.

Shockley terkenal dengan transistor temuannya yang lebih kokoh, praktis dan lebih mudah dibuat dibandingkan dengan point-contact transistor. Transistor buatannya dikenal dengan nama Bipolar Junction Transistor (BJT) yang menjadi peninggalan utama dalam dunia elektronik.

Jenis-Jenis Transistor

Transistor bipolar atau transistor BJT ini memiliki dua tipe, yaitu NPN dan PNP. Bahan penyusun transistor tersebut adalah keping-keping semikonduktor tipe-P (Positif) dan tipe-N (Negatif) yang digabungkan. Misalnya pada transistor bipolar NPN, bahan semikonduktor tipe-P nya ditempatkan di antara dua bahan semikonduktor tipe-N nya. Jadi, NPN itu maksudnya adalah semikonduktor tipe-N, semikonduktor tipe-P, semikonduktor tipe-N, atau negatif-positif-negatif yang digabungkan! Nah, transistor bipolar tipe NPN ini terdiri dari atas emitor, basis, dan kolektor.

Karakteristik Transistor

Penggunaan fungsi dari transistor dapat dengan memanfaatkan karakteristik dari masing-masing daerah kerja sebuah transistor. Selain itu, dengan karakteristik transistor juga bisa digunakan untuk menganalisis arus dan tegangan transistor. Karakteristik masing-masing daerah operasi transistor diringkas seperti berikut:

  • Daerah potong atau cutoff, Dioda emiter diberikan prategangan mundur yang mengakibatkan tidak terjadi pergerakan elektro yang menjadi arus basis, IB=0. Serta arus pada kolektro, IC=0 atau bisa juga disebut ICEO (arus kolektor ke emitter dengan harga arus basis yaitu 0).
  • Daerah saturasi, Pada daerah ini dioda emiter diberi prategangan maju yang menyebabkan atis kolektor, IC akan meraih harga maksium, dengan tidak bergantung pada arus basis, IB, dan βdc. Hal tersebut membuat transistor menjadi komponen yang tidak bisa di control. Maka dari itu, untuk menjauhkan darah ini, dioda kolektor wajib diberi prategangan mundur dengan tegangan yang melebihi VC(sat), atau yang bisa disebut tegangan yang mengakibatkan dioda kolektor saturasi

 Fabrikasi Transistor

1.  Tahap Pertama
    Sebuah wafer tipis silikon murni dengan diameter 75 sampai 100 mm dan tebal 0,4 mm mengalami doping dengan impurity atom boron dengan konsentrasi 1015 sampai 1016 atom/cm3 dan wafer dengan resistivitas 25 sampai 26 ohm.cm

2. Tahap Kedua
    Seluruh permukaan wafer kemudian dibuat lapisan silikon dioksida (sio2) setebal 1 mikro m sebgai lapisan pelindung terhadap dopant (bahan doping) selama dilakukan proses.

3. Tahap Ketiga
    Sekarang, diatas seluruh permukaan dilapisi dengan photoresist dan diputar untuk mendapaatkan lapisan yang rata dengan ketebalan tertentu.

4. Tahap Keempat
    Selanjutnya lapisan photoresist disinari dengan ultraviolet melewati masker untuk menentukan tempat-tempat yang akan dilakukan difusi. Pada tempat yang terkena radiasi sinar ultraviolet terjadi polimerisasi (mengeras), tapi pada tempat yang tidak tembus sinar ultraviolet tidak terjadi polimerisasi.

5. Tahap Kelima
    Kemudian dilakukan proses development (pengembangan) untuk membersihkan photoresist yang tidak mengalami polimerisasi. Selanjutnya dilakukan proses etching untuk mengikis silikon dioksida yang tifak dilindungi photoresist. Sekarang ada permukaan wafer yang terbuka, tidak ditutupi oleh silikon oksida.

6. Tahap Keenam
    Sisa photoresist dibersihkan/dihapus dan selanjutnya diseluruh permukaan wafer ditumbuhkan lapisan silikon tipis setebal 0,1 mikro m dan diatas silikon dioksida tipis dituang polisilikon untuk membuat gate.

7. Tahap Ketujuh
    Sekali lagi dilakukan pelapisan photoresisist dan dengan menggunakan masker untuk membuat pola polisilikon dan lapisan silikon dibawahnya dikikis untuk membuka tempat-tempat dilakukan difusi impurity jenis-n untuk membuat source dan drain. Difusi ini dikerjakan dengan jalan memanasi wafer pada suhu tinggi dan diatas permukaan wafer dilewatkan gas pembawa impurity fosfor. Selama difusi polisilikon, silikon dioksida menjadi pelindung, proses itu disebut self-aligning.

8. Tahap Kedelapan
    Penumpukan lapisan silikon dioksida tebal diseluruh permukaan lagi, dan diatasnya dilapisi dengan photoresist untuk membuka tempat-tempat di gate polisilikon, disource dan drain untukk membuat sambungan.

9. Tahap Kesembilan
    Kemudian diatas seluruh permukaan wafer dituangkan lapisan aluminium setebal 1 mikro m, selanjutnya lapisan aluminium dilapisi photoresist dan diatasnya diberi masker untuk membentuk pola interkoneksi yang diinginkan.

Aplikasi Transistor

  • Pengaplikasi sebagai saklar elektronik. Berbeda dengan prinsip kerja saklar sederhana dan saklar elektromekanik pada relay, saklar elektronik pada transistor dikontrol secara elektrik yang dapat dikondisikan tanpa adanya komponen mekanik yang bekerja. Oleh karena itulah saklar dengan komponen transistor disebut dengan saklar elektronik. Saklar elektronik yang menggunakan transistor memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan saklar mekanik biasa atau elektromekanik. Yakni kemampuan kecepatan tinggi dalam proses kondisi ON ataupun OFF. Selain itu saklar dengan komponen transistor tidak memiliki “aus” seperti halnya terjadi pada saklar mekanik yang seiring berjalannya waktu, sehingga saklar dengan transistor memiliki umur yang jauh lebih panjang.
  • Pada pengaplikasian fungsi transistor sebagai penguat, ada beberapa konfigurasi rangkaian yang digunakan, antara lain pengikut basis (common basis), pengikut kolektor (common collector), dan pengikut emitor (common emitor). Yang mana secara detailnya akan dijelaskan pada artikel tersendiri. Sebuah penguat transistor pada dasarnya terdiri dari dua parameter yang dikuatkan, yakni penguatan arus dan penguatan sinyal. Pada rangkaian amplifier audio, jenis sinyal yang dikuatkan adalah sinyal AC dengan frekuensi 20-20kHz. Sedangkan contoh kegunaan transistor pada penguatan arus adalah terjadi pada rangkaian power supply atau catu daya.
  • Pengaplikasi sebagai Osilator merupakan rangkaian elektronika yang dapat menghasilkan sinyal dengan amplitudo dan frekuensi tertentu. Pada dasarnya prinsip pembangkitan getaran frekuensi digunakan komponen L-R-C, yakni perpaduan antara induktor, resistor dan kapasitor sehingga menghasilkan resonansi tertentu. Namun agar frekuensi dapat dibangkitkan, LRC saja tidaklah cukup, diperlukan sebuah komponen aktif transistor. Kegunaan osilator pada rangkaian elektronika sangatlah beragam tergantung frekuensi peruntukannya, antara lain untuk keperluan radio, audio, bahkan power supply switching digunakan osilator. Karena perkembangan teknologi semakin pesat, saat ini osilator banyak dibangkitkan dengan menggunakan komponen yang sudah terintegrasi didalamnya yang disebut dengan Integrated Circuit (IC). Didalam sebuah IC bisa terdapat banyak sekali transistor dan komponen lainnya sehingga dapat dikemas menjadi jauh lebih ringkas.

Kesimpulan

Sebuah LSIC ( large-scale integrated circuit) dapat berisi puluhan ribu komponen/elemen. Elemen dalam LSIC sedemikian kecilnya sehingga keseluruhan rangkaian hanya menempati luasan kurang dari 1 cm. wafer Kristal silikon sebagai bahan awal berdiameter sekitar 3-4 oncho sehingga pada permukaan wafer ini dapat dibuat puluhan sampai ratusan rangkaian lengkap. Untuk produksi masal bahkan ratusan wafer dapat sekaligus digunakan dalam suatu proses secara bersamaan. Tentu saja ini sangat menguntungkan dari sisi biaya dan tenaga yang digunakan. Namun demikian sebelum sampai pada tingkat produksi masal, serankaian proses pengujian berbagai langkah produksi harus dilakukan dengan cermat. Struktur IC adalah sangat kompleks baik dari sisi topografi permukaan maupun komposisi internalnya. Masing-masing elemen pasa suatu piranti mempunyai arsitektur tiga dimensi yang harus dapat diproduksi secara sama untuk setiap rangkaian.





Referensi

Bambang Tri Wahyo Utomo, S. K. (2006). PERANCANGAN PENGENDALI MODEL TANGAN ROBOT MENGGUNAKAN VOLUME SUARA MANUSIA | Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Asia. 1(1), 29–42. https://jurnal.stmikasia.ac.id/index.php/jitika/article/view/4

Debataraja, A., Mawardi, L., & Manurung, R. V. (2011). Studi awal MEMS pada mikrofabrikasi divais transistor bipolar NPN. Jurnal Ilmiah Elite Elektro, 2(2), 88–94.

Rahayu, S., & Kustija, J. (2019). Aplikasi Transistor Darlington Pada Rangkaian Inverter Portable. Energi & Kelistrikan, 10(2), 119–128. https://doi.org/10.33322/energi.v10i2.229

Surjono, H. D., & Ph, D. (2007). Elektronika : Teori dan Penerapan BAB 1 Dioda. http://staffnew.uny.ac.id/upload/131666733/pendidikan/Elektronika+-+Teori+dan+Penerapan-BAB1-sc.pdf





Komentar